Pendahuluan

Pendidikan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa, namun lebih utama untuk menghasilkan generasi muda yang memiliki kemampuan menjadi agent of change, berkarakter dan berbudaya. Pendidikan karakter dan budaya telah menjadi isu penting dalam kurikulum di berbagai level. Menurut Chang dan Munoz (2007), faktor yang paling penting dalam pembentukkan karakter anak adalah bagaimana anak mengatasi permasalahan di lingkungan sekitar. Salah satu cara mendidik siswa untuk menganalisa karakter, budaya, dan nilai-nilai yang dimiliki adalah melalui pembelajaran menggunakan dilemma stories. Pembelajaran menggunakan dilemma stories merupakan pembelajaran dengan menggunakan cerita-cerita yang memiliki dilema. Cerita tersebut terkait dengan kehidupan sehari-hari, isu-isu terkini yang seringkali menimbulkan dilema, serta aplikasi ilmu yang diberikan di dalam kelas. Menurut Scardamalia , Bransford , Kozma , and Quellmalz (2012) ada keahlian penting yang dimiliki oleh siswa ketika mereka menyelesaikan sekolah dan bekerja, antara lain kemampuan 1) menyelesaikan masalah, 2) membuat keputusan, 3) bekerja secara mandiri, 4) berbicara secara efektif, dan 5) bekerja secara efektif dengan menggunakan teknologi. Sehingga, diharapkan pendidikan menjadi salah satu sarana untuk membentuk keterampilan soft skill tersebut.

Salah satu contoh dilemmas stories yang telah digunakan dalam konteks Australia adalah cerita dilema dari Global Warming. Dilemmas stories yaitu pembelajaran dengan menggunakan cerita-cerita yang memiliki dilemma, cerita ini terkait dengan kehidupan sehari-hari dan merupakan isu terkini yang seringkali menimbulkan dilemma. Dengan tujuan siswa tidak hanya mempunyai pemahaman yang mendalam tentang konsep, namun juga kemampuan dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan dalam cerita yang disajikan melalui diskusi kelompok. Pada proses pembelajaran ini, siswa berperan sebagai pemeran utama dalam cerita, sehingga siswa akan merasakan seolah-olah cerita tersebut terjadi pada dirinya dan siswa akan merasakan tantangan dalam memutuskan dilema dalam cerita tersebut.

Kimia sebagai salah satu cabang ilmu sains memiliki kaitan dalam berbagai bidang ilmu dalam kehidupan, termasuk sosial dan budaya. Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali siswa dihadapkan pada permasalahan khususnya terkait dengan pembelajaran kimia yang mereka peroleh. Permasalahan dalam kehidupan sehari hari seringkali menimbulkan konflik yang mengharuskan mereka membuat keputusan. Dilemmas stories mendidik siswa untuk berpikir kritis, bekerja sama, menerima dan menegosiasikan ide, serta menyelesaikan permasalahan yang memiliki dilema yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, proses pembelajaran kimia, seharusnya tidak hanya terfokus pada pengetahuan, tapi pada bagaimana pengaplikasian ilmu dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Weblog ini diharapkan dapat menjadi sumber bahan ajar bagi pendidik ataupun sumber belajar bagi siswa. Weblog ini akan terus diupdated seiring perkembangan penelitian dilemmas stories. Dilemmas stories dalam pembelajaran kimia ini dikembangkan oleh Dosen Jurusan Kimia UNJ (Yuli Rahmawati, M.Sc.,Ph.D, Prof. Dr. Nurbaity, M.Si., Dra. Sondang Sihombing, Dra. Marheni, M.Sc., Dra. Tritiyatma H., M.Si.), serta mahasiswa UNJ (Widya, Rizka, Rifa, Atikah, Nana, dan Danur Estu). Tim Dilemmas Stories mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan konstribusi terhadap pengembangan dilemmas stories baik dalam bentuk weblog ini ataupun booklet, terutama konsep dilemmas stories itu sendiri. Ucapan terima kasih khususnya kepada A/Prof. Peter C. Taylor dan Dr. Elizabeth Taylor sebagai pengembang pertama kali pembelajaran dilemmas stories di Curtin University serta Jurusan Kimia FMIPA UNJ. Selanjutnya dilemmas stroris diharapkan dapat memberikan kontribusi secara umum terhadap pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan sains dan kimia, model pembelajaran berbasis karakter dan budaya, serta pengembangan soft skills siswa. Weblog dan kumpulan cerita yang ditampilkan masih jauh dari sempurna, sehingga jika ada masukan maupun kritik dapat dikirimkan melalui yuli.chem@gmail.com

Jakarta, 30 Januari 2014

Yuli Rahmawati, M.Sc., Ph.D

Leave a comment